TIDAK CUKUP HANYA CINTA ALLAH, TANPA "PENGORBANAN" (2)

Monday, July 5, 2010 By All In One's Blog

Bismillahirrahmanirrahiim.

Dr. Abdullâh Darrâz dalam bukunya zâdul muslim lil dîn wal hayât mengkalsifikasi manusia dalam interaksi sehari-hari kepada tiga kelompok, diantaranya :

Pertama, Orang yang selalu ingin mengambil haknya dari orang lain atau bahkan boleh jadi tidak berkaitan dengan haknya. Dalam waktu yang sama dia tidak mau memberikan kewajibannya atau hak orang lain yang wajib ia tunaikan. Sifat ini termasuk dalam kategori dzhâlim. Orang seperti ini tidak memiliki kepedulian sosial dan kepekaan serta cendrung sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa kehidupan ini dibangun atas dasar takâful satu sama lain. Semoga kita tidak termasuk kedalam golongan ini.

Kedua, Orang yang selalu berfikir ‘fifty-fifty’. Atau dalam bahasa lain adalah mu’amalah bil mukâfi’. Artinya, saya akan memberi jika ia memberi. Atau saya akan memberi dan membalas perbuatannya sesuai dengan ukuran yang ia berikan kepada saya. Mereka menjadikan pola interaksi sosial seperti layaknya jual beli. Karena hanya konsep jual beli yang memakai filosofi mubâdalah. Padahal interaksi sosial dan ukhuwah bukanlah jual beli, lebih dari itu ukhuwah adalah ‘ruh’ kehidupan ini. Saling memberi dan saling menerima sering disalah pahami oleh sebagian kita hanya; jika dia memberi maka saya akan membalas, tapi jika dia tidak memberi maka tunggu dulu.

Karakter hedonis dan egois sudah semakin menggerogoti manusia-manusia modern. Nilai-nilai persaudaraan bahkan diukur dengan kepentingan dan materi. Mereka yang berkiblat dengan paham ini akan selalu berprinsip; tidak ada teman setia dan tidak ada musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan.

Dibanding kelompok pertama, maka golongan kedua ini masih mending walaupun belum ideal. Minimal dia tidak berbuat zalim dan merugikan orang lain. Dalam fikirannya selalu ada kalkulasi untung dan rugi.

Ketiga, Orang yang memiliki sifat Itsâr. Itsâr dalam makna sesungguhnya telah Allah sebutkan dalam al Quran: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al Hasyr : 9)

Sifat ini sudah jadi barang langka, bahkan orang yang masih mengamalkan sikap ini dicap sebagai orang yang tidak rasional. Sungguh Islam ini akan kembali bangkit jika setiap jiwa kita mampu memaknai dan mengaktualisasikan kembali nilai ini. Memang tidak semudah mengucapkannya. Untuk mengamalkannya diperlukan persiapan ruhy yang optimal. Mendapatkan kondisi ruhy seperti ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ia butuh proses dan waktu, perlu pengorbanan.

Bagaiamana prosesnya? Perkuat hubungan dengan Allah dan interaksi sosial sesama makhluk, dan sadari bahwa kehidupan didunia adalah Dârul ‘amal, sedangkan kebahagiaan sempurna hanya ada di akhirat. Jika hal ini mampu kita lakukan, maka kita akan semakin bisa bermu’amalah dengan saudara kita dengan ‘ahsanul mu’amalah’. Hati kita akan selalu mudah peka dan lembut sebab kita sadar hanya Allah tujuan kita.

Sahabat….keindahan mentari pagi dengan cahayanya yang menembus disela-sela pepohonan dan dedaunan adalah kekuatan yang memberikan kehidupan bagi makhluk. Begitu juga dengan ukhuwah, ia ibarat sinar mentari yang membangkitkan kehidupan, mata air yang memberikan kesejukan dan pelepas dahaga, rembulan di malam hari yang menerangi perjalanan seorang musafir. Semua kita adalah musafir dalam hidup ini. Mahathah akhir kita adalah ridho Allah, dan saat ini kita masih dalam perjalanan menuju-Nya.

Sahabat…sungguh ingin kuucapkan betapa aku mencintaimu karena Allah. Kita tidak sedang bermain dengan kata-kata. Kita tidak sedang berbasa basi. Bukankah Allah telah menjanjikan buat kita diakhirat kelak melalui lisan Rasul-Nya? Bahwa diantara tujuh golongan yang mendapatkan perlindungan Allah pada hari akhirat adalah dua orang yang saling mencintai karena Allah? bertemu karena Allah dan berpisah karena-Nya juga? Masihkah kita ragu dengan janji-Nya?

Sahabat…bukalah pintu hatimu! Aku ingin berbagi cerita denganmu. Betapa disetiap sudut sajadah doaku teruntai sebait doa untukmu…semoga Allah selalu menyatukan hati dan jiwa kita untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya serta seluruh orang mukmin. Disetiap asa dan harapku semoga kita bisa mengemban amanah risalah dan dakwah ini dalam satu shaf yang rapi.

Sahabat…hari esok akan menjelang, dan perjalanan kita masih terlalu panjang. Genggamlah erat tanganku ini dan mari kita berjanji, bahwa kita akan meneruskan perjuangan ini…apapun yang terjadi! Tersenyumlah…karena Allah akan meridhoi kita sahabat…!!!

1 comments:

All In One's Blog said...

EEE iiii uuuu ooo aaaa5 aaaaiiiiuuuueeeeooo

September 18, 2010 at 3:11 AM

Post a Comment